Sabtu, 17 April 2010

Yang dari kampung belum tentu kampungan

Yang dari kampung itu emang belum tentu kampungan lhooo. Contoh nyatanya adalah kedua kucing saya ini, sebut saja mereka:
1.Si Pusi (kucing kelas menengah ke bawah)
2.Si Putih (kucing kelas menengah ke atas)



Sebut saja si kucing jantan dengan sebutan Pusi (nama disamarkan).

(bergaya ala SPINX)
Pusi adalah kucing golongan kelas menengah ke bawah. Yaaa bisa di bilang dia adalah kucing pasar. Nemunya aja waktu di pasar.
Dulu waktu aku masih kelas 2 SMP, mama nyuruh aku ke pasar buat belanja. Lha pas di pasar itu aku ngeliat kucing kecil, lucu, warna kuning emas. Dia meong-meong pas liat aku, dikira aku emaknya kali ya. Si kucing ada di dalam kardus indomie (tidak menyebut merk hahah). Seakan akan di kardus itu ada tulisan…
Ambil anak kucing ini.
Rawat dengan baik.
Dia nggak makan banyak-banyak kok
Pungutlah….
Tertanda, induk kucing

Semakin lama semakin nggak tega, sampai hampir meneteskan air mata. Akhirnya, aku bawa kucing itu ke rumah. Sampek di rumah..
“mbak jingga! Mana belanjaannya?”
“masya Allah! Aku lupa maaaaa! Tapi aku mbawa kucing baru lhooo”
Adek-adek ku, giga dan gilang (nama samaran juga) langsung heboh
“waaaahhhh lucu lucu lucu. Ini cewek apa cowok sih? (sambil mbegagahin kaki tuh kucing)”
“namanya siapa ya? PUSI ajaaaaa!”
Mama marah-marah waktu aku nggak bawa barang belanjaan. Aku langsung di suruh balik ke pasar lagi.
Lha kok pas di pasar aku nemu kucing lagi di dalam kardus yang sama.
Opo-opoan iki? Ckck


Sebut saja si kucing betina dengan sebutan Putih (nama disamarkan juga). Putih adalah kucing golongan kelas menengah ke atas. Gimana nggak digolongkan ke kelas menengah ke atas, lha wong harganya ngalah-ngalahi harga SPP-ku sebulan, 500 ribu, SPP-ku aja 400 ribu. Kucing berbulu putih muda (hah? putih muda?) berjenis persia.
Sudah sejak lama mama nyidam kucing persia. Dan setelah merayu-rayu papa, akhirnya papa mau mbeliin kucing persia juga.
Pas liat pertama kali, waaaahhhhh lucu kayak gumpalan kapas. Bulunya putih banget. Bener-bener kucing elit (elit = ekonomi sulit, kucing yang benar-benar membuat perekonomian keluargaku jadi semakin sulit karena harganya yang mahal amit-amit)

Kedatangan Putih menimbulkan kesenjangan sosial, karena Pusi jadi cemburu. Akhirnya Pusi lebih milih untuk minggat dari rumah. 2 hari pusi nggak pulang-pulang, beeehhh sedih banget rasanya. Lebih sedih kehilangan Pusi daripada kehilangan mas yom. Hahhaa!
Hidup 2 hari tanpa pusi, bak musim kemarau yang berkepanjangan… Tapi akhirnya si Pusi pulang dengan membawa istri yang sedang hamil. Oalah, pusi rabi tohhh…
Enak banget ya pusi rabi umur 3 tahun, aku aja yang udah mau 16 tahun ini masih nggak boleh rabi.
Kedatangan pusi beserta istri di rumah disambut hangat oleh papa…
“waaahhh. Anak ku yang satu ini pulang bawa istri. Papa kangen?”
WTF. Pusi dianggep anak? Lha terus aku dianggep kucing ngono tah?

Ini juga merupakan beberapa contoh kesenjangan sosial yang terjadi di antara Pusi dan Putih.
Dulu pas pertama kali nemu Pusi, namanya langsung di hak patenkan. Maksudnya langsung nemu nama yang pas gitu.
Lha ini pas punya Putih, semua pada bingung nyumbang nama. Yang putri lah, cantik lah, jeje lah (jeje = nama panggilan Jennifer Dunn, soalnya waktu itu lagi gembar-gembornya infotaiment tentang dia), apin lah (kayak nama kucingnya Upin & Ipin), kitty lah, dan yang paling nyeleneh “Hindun” (itu usulan dari papa)
Sekarang aja kucing kelas menengah ke atas ini punya banyak nama…
Aku manggil “putih
Mama manggil “putri
Papa manggil “cantik” (papa aja nggak pernah manggil aku cantik T.T)
Giga manggil”jeje
Gilang manggil “kitty
Kucing iki slametan ping bolak-balik iku. Jenenge akeh eeeeee

Dan ini juga merupakan contoh perbedaan antara Pusi dan Putih.
Dulu pas SMP kau nyidam ayam warna-warni yang harganya 1000an. akhirnya aku beli di SDnya giga



ada warna ijo, oren, ping
aku yang ijo, giga yang oren, gilang yang ping. lucu kaaaannnn?

Dengan ikhlas, Pusi bersedia berbagi kandang dengan ayam warna-warni itu...



baik banget kan pusi? tapi sesekali pusi juga seperti pengen makan ayam warna-warni itu...



ini juga



Berbeda dengan Putih. Yang pengen kandangangnya cuma buat dia sendiri....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
Malang :), Jawa Timur :), Indonesia
Saya, cewek centil menjengkelkan